DASAR DAN TUJUAN DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Azizah Maulina Erzad, M. Pd
Nama Kelompok :
1.
Uswatun Chasanah (1410310003)
2.
Ni’matul Wafa (1410310004)
3.
Durrotun Nafisah (1410310024)
4.
Nur Fuji Hidayati (1410310033)
Kelas : PGMI-A
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pendidikan lebih menitikberatkan kepada pemikiran permenungan
tentang pendidikan. Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan
pendidikan materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilaian,
cara penerimaan siswa, guru yang bagaimana, jadi pada intinya ilmu pendidikan
lebih menitikberatkan pada teori.
Sedangkan pendidikan lebih menekankan dalam hal praktek,
yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar. Tetapi keduanya ini tidak dapat
dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan,
saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan.
Masalah dasar dan tujuan pendidikan adalah merupakan
suatu masalah yang sangat fondamentil dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari
dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Dan dari tujuan
pendidikan akan menentukan ke arah mana anak didik itu dibawa.
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat
penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan
itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan
keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa
sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu.
Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan
bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara
langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam hal ini,
masing-masing negara itu menentukan sendiri dasar dan tujuan pendidikan di
negaranya. Masing-masing bangsa mempunyai pandangan hidup sendiri-sendiri, yang
berbeda satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan mengupas
lebih dalam tentang dasar dan tujuan pendidikan. Selanjutnya, penulis akan
memaparkan dalam permasalahan itu dalam rumusan masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa
permasalahan yang perlu dibahas, yaitu:
1.
Bagaimana dasar dan tujuan pendidikan secara umum?
2.
Bagaimana dasar dan tujuan pendidikan dalam Islam?
3.
Bagaimana dasar dan tujuan seumur pendidikan seumur
hidup?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar dan tujuan pendidikan
secara umum.
2. Untuk mengetahui dasar dan tujuan pendidikan
dalam Islam.
3. Untuk mengetahui dasar dan tujuan pendidikan
seumur hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar dan
Tujuan Pendidikan Secara Umum
Dasar adalah sesuatu yang dipakai sebagai landasan untuk
berpijak, dan dari sanalah segala aktivitas yang berdiri diatasnya (termasuk
aktivitas pendidikan) akan dijiwai atau diwarnainya. Dasar pendidikan adalah
pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan
perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak
terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan
tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Dasar-dasar pendidikan
sangat penting untuk mengembangkan pendidikan yang bermartabat bagi pribadi,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan adalah sesuatu yang akan diraih dengan melakukan
aktivitas tersebut atau sasaran yang hendak dicapai sekaligus merupakan pedoman
yang memberi arah aktivitas yang dilakukan. Tujuan merupakan komponen penting
dan sangat menentukan bahkan merupakan esensi dari pendidikan. Tujuan
pendidikan memiliki berbagai tingkatan, mulai dari tujuan umum, tujuan khusus,
tujuan tidak lengkap, tujuan sementara, tujuan intermediat dan tujuan
insidental.[1]
Berbagai dasar dan tujuan pendidikan dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Dasar dan tujuan pribadi pendidik
Tiap orang pada umumnya memiliki tujuan agar dalam
hidupnya memperoleh kebahagiaan. Tetapi kebahagiaan itu relatif, tergantung
dari pandangan hidup masing- masing orang. Berdasarkan “kepribadian” ini, maka
dasar dan tujuan pendidikan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
Dasar : “Nilai- nilai hidup
(ekonomi, aestetis, intelek, sosial, politik, dan agama)”.
Tujuan :
“Agar anak didik dapat mewujudkan/ menikmati nilai- nilai hidup tersebut:
memiliki kekayaan harta, menghayati keindahan dan keseniannya, memiliki
pengetahuan luas, berwatak sosial, berperan dalam bidang kekuasaan, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa”.
2. Dasar dan tujuan pendidikan duniawi dan
akhirat
Setiap orang mengerti, bahwa setelah hidupnya di dunia
ini, ia akan sampai di dunia lain, yaitu dunia baka. Berdasarkan pengertian
ini, maka dasar dan tujuan pendidikan dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Dasar :
Agama/ kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan : Kebahagiaan di alam
baka.
b. Dasar :
Nilai hidup duniawi.
Tujuan :
Kebahagiaan di alam fana.
3. Dasar dan tujuan pendidikan “UMUM”
Disamping perbedaan- perbedaannya, manusia ternyata masih
memiliki persamaan- persamaan dasar dan tujuan yang bersifat umum. Berdasarkan
hakiki dan tugas manusia di dunia ini di dapatlah diketemukan suatu dasar dan
tujuan pendidikan, yang pada umumnya dapat diterima oleh semua orang, bahkan
semua bangsa.
a. Dasar : Manusia adalah ciptaan Tuhan.
Tujuan : Memuji nama Tuhan, melaksanakan tugas
daripada-Nya.
b. Dasar : Manusia adalah insan yang memiliki
kedudukan dan tugas yang sama.
Tujuan
: Melakukan tugas kemanusiaan, membangun kebahagiaan umat manusia.
c. Dasar : Manusia hidup mengelompok menurut
bangsa dan negara.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik, bertanggung jawab, menciptakan
masyarakat adil dan makmur.
d. Dasar : Manusia hidup bermasyarakat.
Tujuan : Menjadi anggota masyarakat yang baik.
e. Dasar : Manusia adalah makhluk moral.
Tujuan
: Hidup sehat baik jasmani maupun rohaninya.
Dari hal kelima diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
umum pendidikan yang sesuai dengan hakiki dan tugas manusia ialah mampu
melaksanakan tugas dari Tuhan sebaik- baiknya, mampu melaksanakan tugas
kemnausiaan, mampu melaksanakan tugas kewarganegaraan, mampu meaksanakan tugas
kemasyarakatan, dan mampu melaksanakan tugas pribadi sebaik- baiknya.
Pendidikan bertujuan mencetak anak didik yang beriman.
Wujud tujuan itu adalah akhlak anak didik yang mengacu pada kurikulum yang
diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan di berbagai lembaga, baik lembaga
pendidikan formal maupun non formal.[2]
Al- Jammali (1967) menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan kepada manusia akan posisinya di
antara makhluk yang lain, dan tentang tanggung jawabnya sebagai individu.
2. Menjelaskan kepada manusia tentang hubungan
dan tanggung dirinya sebagai bagian dari sistem sosial masyarakat.
3. Memperkenalkan manusia terhadap alam semesta
agar dapat memahami hikmah penciptaannya, dan agar dapat mengambil manfaat
darinya.
4. Memperkenalkan manusia akan Sang Pencipta alam
semesta ini.
Kartini Kartono (1982) menyatakan beberapa pendapat
mengenai tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut.
1. Plato mengatakan bahwa tujuan pendidikan
adalah mewujudkan manusia sebagai warga negara yang baik, yang menyadari
kewajiban morilnya terhadap bangsa dan negara, dan bertingkah laku menurut
akhlak dan moralitas yang tinggi.
2. Kohnstamm berpendapat bahwa tujuan pendidikan
adalah membantu seseorang dalam upaya memanusiakan dirinya sendiri untuk
mencapai ketentraman batin yang paling dalam, tanpa mengganggu dan membebani
orang lain.
3. Jonas Cohn mengatakan bahwa tujuan pendidikan
adalah membantu anak didik menjadi manusia yang mandiri dan dapat bergaul dalam
masyarakat dengan sikap berbudaya yang manusiawi.
4. Paul Haberlin menyatakan bahwa tujuan
pendidikan adalah mengembangkan kemampuan alamiah anak didik sehingga mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya, dapat menyelesaikan permasalahan hidup
yang dihadapinya.
5. Emile Bosshart menyatakan bahwa tujuan
pendidikan adalah mewujudkan manusia yang menyadari dirinya sendiri, selalu
instropeksi, memiliki kemampuan mengembangkan potensi insaninya sendiri.
6. Brubacher menyatakan bahwa tujuan pendidikan
adalah melakukan proses pengembangan potensi manusia ke arah yang lebih
rasional.
Indikator tercapainya tujuan pendidikan dibagi menjadi
tiga tujuan mendasar, yaitu sebagai berikut.
1. Anak didik yang cerdas. Ciri- cirinya adalah
memilki tingkat kecerdasan intelektualitas yang tingga sehingga mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri ataupun membantu
menyelesaikan masalah orang lain yang membutuhkannya.
2. Anak didik yang memiliki kesabaran atau
kesalehan emosional sehingga tercermin dalam kedewasaan menghadapi masalah
dalam kehidupannya.
3. Anak didik yang memiliki kesalehan spiritual,
yaitu menjalankan perintah dalam ajaran agama, taat hukum, dan mengembangkan
pemikiran yang positif bagi pembangunan bangsa dan negara.[3]
B. Dasar dan Tujuan Pendidikan dalam Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya
sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dasar pendidikan Islam
adalah pondasi yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat
tegak berdiri tegak tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa
ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang.[4]
Menurut
Imam Al-Ghazali, tujuan pendidikan yaitu pembentukan insan
yang sempurna baik di dunia maupun
di akhirat. Menurut Imam Al-Ghazali manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah ilmu pengetahuan
yang dipelajarinya. Fadilah ini selanjutnya dapat membawanya untuk
dekat kepada Allah dan akhirnya membahagiakannya hidup di dunia dan akhirat.[5]
Menurut Drs. Burlian Somad mengatakan bahwa tujuan pendidikan
islam itu ialah membentuk individu menjadi bercorak diri berderajat tertinggi menurut
ukuran Allah. Lebih lanjut beliau menyatakan tujuan pendidikan islam itu harus sama
dan sebangun dengan tujuan hidup manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam QS.
Az-Zariyat:56
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya:
Ada beberapa hadis Rasulullah
SAW yang menunjukkan tentang suatu tujuan pendidikan,
antara lain:
حدثنا محمود بن غيلان، اخبرنا ابو اسامة، عن الا عمش عن ابي صالح، عن
ابي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا
يَلْتَمِسْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ.
Artinya:
“Kami diberi berita oleh Mahmud bin Ghailan, kami diberi berita
oleh Abu Usamah dari A’masydari Abi Shalih, dari Abu Hurairah, beliau bersabda
:Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka
Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.”
انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق(رواهاحمد وبيهقي)
Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.”(H.R.
Ahmad dan Baihaqi)
اكرموا اولادكم
واحسنوادابهم (رواه ابن ماجة عن انس)
Artinya:
“Muliakanlah anak- anakmu dan baguskanlah budi pekertinya.” (H.R. Ibnu Majah dari Sahabat Anas)
Tujuan pendidikan Islam secara umum yaitu:
1.
Membantu pembentukan akhlak
yang mulia. Kaum muslim telah setuju bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan islam,
dan bahwa mencapai akhlak
yang sempurna adalah tujuan pendidikan
yang sebenarnya.
2.
Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan
di akhirat.
3.
Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi- segi kemanfaatan.
Pendidikan islam tidaklah semuanya bersifat
agama, akhlak atau spiritual
semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan kurikulum dan aktivitasnya.
Islam memandang manusia sempurna tidak akan tercapai kecuali memadukan antara ilmu pengetahuan dan
agama, atau mempunyai kepedulian pada aspek
spiritual, akhlak dan segi- segi kemanfaatan.
4.
Menumbuhkan ruh ilmiah pada anak didik dan memuaskan keinginan arti untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkajiilmu.
5.
Menyiapkan anak didik dari segi
professional, teknis dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu dan teknis tertentu
agar dapat mencari rizki.
Dengan demikian anak didik diharapkan dapat hidup dengan muliadisamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.
Pada dasarnya, ada dua tujuan pokok pendidikan islam,
yaitu untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan dan sekaligus untuk mencapai kesempurnaan hidup dan penghidupannya guna mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat.[7]
Menurut Abdur Rahman Saleh Abdullah dalam bukunya
Educational Theory, a Qur’anic Outlook (terjemah Arifin HM, 1991:138-153),
menyatakan tujuan pendidikan islam dapat diklasifikasikan menjadi 4 dimensi berikut:
a.
Tujuan pendidikan jasmani (al-
ahdaf al- jismiyyah)
Mempersiapkan
diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui ketrampilan- ketrampilan
fisik. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 247
ttttA$s%ur óOßgs9 óOßgÎ;tR ¨bÎ) ©!$# ôs% y]yèt/ öNà6s9 Vqä9$sÛ %Z3Î=tB 4 (#þqä9$s% 4¯Tr& ãbqä3t ã&s! Ûù=ßJø9$# $uZøn=tã ß`øtwUur ,ymr& Å7ù=ßJø9$$Î/ çm÷ZÏB öNs9ur |N÷sã Zpyèy ÆÏiB ÉA$yJø9$# 4 tA$s% ¨bÎ) ©!$# çm8xÿsÜô¹$# öNà6øn=tæ ¼çny#yur ZpsÜó¡o0 Îû ÉOù=Ïèø9$# ÉOó¡Éfø9$#ur ( ª!$#ur ÎA÷sã ¼çmx6ù=ãB ÆtB âä!$t±o 4 ª!$#ur ììźur ÒOÎ=tæ ÇËÍÐÈ
Artinya:
“Nabi mereka
mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut
menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah Kami,
Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun
tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata:
"Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang
Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.”
b.
Tujuan pendidikan Ruhani (al-
ahdafar- ruhaniyyah)
Meningkatkan
jiwa dan kesetiaan yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas
islami. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran : 19
¨¨¨¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 $tBur y#n=tF÷z$# úïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# wÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3 `tBur öàÿõ3t ÏM»t$t«Î/ «!$# cÎ*sù ©!$# ßìÎ| É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ
Artinya:
“Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
c.
Tujuan pendidikan akal (al-
ahdaf al- aqliyyah)
Pengarahan
intelegensi untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah
tanda-tanda kekusaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat-ayat-Nya yang
berimplikasi pada peningkatan iman kepada sang Pencipta.
d.
Tujuan pendidikan social (al-
ahdaf al- ijtima’iyyah)
Tujuan
pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh, yang menjadi bagian
dari komunitas sosial. Identitas individu tercermin sebagai “an-nas” yang hidup
pada masyarakan yang majemuk.[8]
Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada
hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya pertama tentang
tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia.
Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Hal ini dijelaskan
dalam QS. Ali Imran :191
ttttûïÏ%©!$# tbrãä.õt ©!$# $VJ»uÏ% #Yqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbrã¤6xÿtGtur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Artinya :
“(yaitu) orang- orang yang mengingat Allah
sambal berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia- sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka.”
Tujuan manusia diciptakan hanya untuk mengabdi kepada
Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa beribadah (sebagai hamba
Allah) dan tugas sebagai wakil-Nya di muka bumi (khalifah Allah). Firman
Allah SWT .
öööö@è% ¨bÎ) ÎAx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ
Artinya:
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.”
Kedua, memerhatikan sifat- sifat dasar manusia,
yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik
yang mempunyai beberapa potensi bawaan,
seperti fitrah, bakat,
minat, sifat dan karakter
yang berkecenderungan pada rindu akan kebenaran dari Tuhan berupa
agama Islam. Hal ini terdapat dalam
QS. Al-Kahfi : 29
ÈÈÈÈ@è%ur ,ysø9$# `ÏB óOä3În/§ ( `yJsù uä!$x© `ÏB÷sãù=sù ÆtBur uä!$x© öàÿõ3uù=sù 4 !$¯RÎ) $tRôtGôãr& tûüÏJÎ=»©à=Ï9 #·$tR xÞ%tnr& öNÍkÍ5 $ygè%Ï#uß 4 bÎ)ur (#qèVÉótGó¡o (#qèO$tóã &ä!$yJÎ/ È@ôgßJø9$%x. Èqô±o onqã_âqø9$# 4 [ø©Î/ Ü>#u¤³9$# ôNuä!$yur $¸)xÿs?öãB ÇËÒÈ
Artinya :
“ dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya
dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa
yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi
orang orang zalim itu neraka,
yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan
air seperti besi yang
mendidih yang menghanguskan muka.
Itulah minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek.”
Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai- nilai budaya
yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap
tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.[9]
C. Dasar
dan Tujuan Pendidikan
Seumur Hidup
Ada beberapa dasar yang menyatakan bahwa
pendidikan seumur hidup itu penting, dasar tersebut ditinjau dari beberapa
aspek yang meliputi:
1. Dasar idiologi
Dasar idiologi didasarkan pada adanya
persamaan hak setiap manusia yang hidup bahwa setiap manusia yang lahir
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana yang tercermin
pada pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi “setiap warga negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan dan pengajaran”. Dalam pasal di atas untuk mendapatkan
pendidikan dan pengajaran tidak ada batasan umur.
2. Dasar filosofis
Dasar
filosofis bahwa sesungguhnya hakekat dan kodrat manusia memiliki dasar sebagai
mahluk pribadi yang bertanggung jawab dengan kebutuhan-kebutuhan pribadi baik
kebutuhan jasmani maupun rohani. Kebutuhan jasmani meliputi pemenuhan
makan,pakaian, tempat, berkeluarga dan seterusnya. Sedangkan kebutuhan rohani
meliputi rasa aman, rasa nyaman, kepuasan, kebahagiaan dan terpenuhinya
harapan-harapan hidup serta pemenuhan pengalaman dan pengetahuan termasuk di
dalamnya adalah belajar dalam rangka mengembangkan kemampuan untuk selalu maju
dan berkembang kualitas hidupnya melalui belajar seutuhnya.
3. Dasar sosial budaya
Manusia
adalah mahluk yang bersosial dan berbudaya.
Mereka merupakan pewaris
dan penerus tata nilai. Mereka akan menyadari bahwa dirinya merupakan bagian
dari rakyat indonesia dan kebudayaannya. Pendidikan harus mampu menyadarkan dan
penghayatan agar dapat mengamalkan nilai-nilai yang baik karena nilai-nilai
tersebut hidup dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu
pendidikan berperan untuk mewariskan dan melestarikan tata nilai sosial budaya
selain nilai pengetahuan.
Adapun tujuan pendidikan seumur hidup adalah:
1. Memberikan kesempatan untuk belajar bagi
setiap manusia sepanjang umurnya tanpa adanya batas yang mengikat dirinya.
2. Mengembangkan potensi kepribadian manusia
sesuai kodrat dan hakikinya yaitu seluruh aspek pembawaannya secara optimal.
3. Memperbaiki dan memperluas wawasan dan
pengetahuan yang berguna dalam merubah kehidupan yang lebih baik.
4. Meningkatkan penyadaran dan intropeksi
diri dalam menjalani hidup tanpa harus merasa terbebani dan tertekan akaibat
kurangnya pengetahuan yang dimiliki
5. Meningkatkan kesadaran bermasayarakat,
berbangsa dan bernegara.
Secara umum pendidikan seumur hidup
memiliki tujuan untuk membangun manusia seutuhnya yang berwawasan luas,
memiliki pengetahuan, berbudi pekerti yang baik sesuai dengan tuntutan
masayarakat, bertanggung jawab sebagai manusia, hamba Tuhan, warga negara dan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh
bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku
dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah,
sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak
ditemui di sekolah.
Tujuan adalah sesuatu yang akan diraih dengan melakukan
aktivitas tersebut atau sasaran yang hendak dicapai sekaligus merupakan pedoman
yang memberi arah aktivitas yang dilakukan. Tujuan pendidikan memiliki berbagai
tingkatan, mulai dari tujuan umum, tujuan khusus, tujuan tidak lengkap, tujuan
sementara, tujuan intermediat dan tujuan insidental.
Dasar pendidikan Islam adalah pondasi yang menjadi
landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri tegak tidak mudah
roboh karena tiupan agiin kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang
maupun yang akan datang.
Menurut
Imam Al-Ghazali, tujuan pendidikan yaitu pembentukan insan
yang sempurna baik di dunia maupun
di akhirat. Menurut Imam Al-Ghazali manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah ilmu pengetahuan
yang dipelajarinya. Fadilah ini selanjutnya dapat membawanya untuk
dekat kepada Allah dan akhirnya membahagiakannya hidup di dunia dan akhirat.
Ada
beberapa dasar yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup itu penting, dasar
tersebut ditinjau dari beberapa aspek yang meliputi: dasar idiologi, dasar filosofis, dan dasar sosia budaya.
Adapun tujuan pendidikan seumur hidup adalah: Memberikan kesempatan untuk
belajar bagi setiap manusia sepanjang umurnya tanpa adanya batas yang mengikat
dirinya, mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai kodrat dan hakikinya
yaitu seluruh aspek pembawaannya secara optimal, memperbaiki dan memperluas
wawasan dan pengetahuan yang berguna dalam merubah kehidupan yang lebih baik,
meningkatkan penyadaran dan intropeksi diri dalam menjalani hidup tanpa harus
merasa terbebani dan tertekan akaibat kurangnya pengetahuan yang dimiliki,
meningkatkan kesadaran bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Falah, Ahmad. 2010. Hadits Tarbawi.
Kudus : Nora Media Enterprise.
Kadir, Abdul dkk. 2012. Dasar- dasar
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media Group.
Tatang. 2012. Ilmu pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Uhbiati, Nur dan Abu Ahmadi. 1997. Ilmu Pendidikan Islam
(IPI). Bandung : Pustaka Setia.
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta : Amzah.